Metode dan Cara Pengukuran Pilar Batas Desa
Metode pengukuran pilar batas desa dijelaskan dalam diagram sesuai gambar 13 berikut :
a)
Pengukuran
Pilar Batas Desa Secara Real Time
-
Menggunakan CORS (Continuously Operating Reference Stations)
CORS
adalah suatu teknologi berbasis GNSS yang berwujud sebagai suatu kerangka
geodetik yang pada setiap titiknya dilengkapi dengan receiver yang mampu
menangkap sinyal dari satelit GNSS yang beroperasi secara penuh dan kontinu
selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu dengan mengumpulkan, merekam,
mengirim data dan memungkinkan para pengguna memanfaatkan data dalam penentuan
posisi, baik secara real time maupun post processing.
Pengukuran pilar batas desa menggunakan CORS secara real time dapat dilakukan jika alat yang digunakan memiliki teknologi penentuan posisi secara real time. Apabila alat yang digunakan tidak memiliki teknologi penentuan posisi secara real time maka penentuan posisi menggunakan CORS dilakukan dengan pengolahan data secara post processing.
Pengukuran pilar batas desa secara real time menggunakan CORS minimal harus terikat dengan 2 stasiun CORS. Pengukuran pilar batas desa menggunakan CORS membutuhkan minimal 1 buah receiver GNSS yang bertindak sebagai rover dan diletakkan di atas pilar batas desa yang akan diukur. Tata cara untuk memperoleh akses data CORS mengikuti ketentuan yang telah diatur oleh kementerian/lembaga yang mengelola CORS.
-
Metode Real Time
Kinematik (RTK)
RTK
adalah suatu system penentuan posisireal
time secara diferensial menggunakan
data fase. Koordinat hasil pengukuran
dapat diperoleh secara langsung di lapangan tanpa melalui proses pengolahan
secara post processing. Metode RTK
digunakan apabila pada wilayah pengukuran tidak terdapat stasiun CORS.
Pengukuran pilar batas desa dilakukan dengan menggunakan minimal 1 buah receiver GNSS yang bertindak sebagai base station. Receiver GNSS yang bertindak sebagai base station diletakkan di atas titik control horizontal atau titik referensi tambahan sedangkan receiver GNSS yang bertindak sebagai rover diletakkan di atas pilar batas desa yang akan diukur. Data dari receiver yang bertindak sebagaibase station dapat dikirim ke receiver yang bertindak sebagai rover menggunakan gelombang radio.
Pengukuran pilar batas desa dilakukan dengan menggunakan minimal 1 buah receiver GNSS yang bertindak sebagai base station. Receiver GNSS yang bertindak sebagai base station diletakkan di atas titik control horizontal atau titik referensi tambahan sedangkan receiver GNSS yang bertindak sebagai rover diletakkan di atas pilar batas desa yang akan diukur. Data dari receiver yang bertindak sebagaibase station dapat dikirim ke receiver yang bertindak sebagai rover menggunakan gelombang radio.
b)
Pengukuran
Pilar Batas Desa Secara Post Processing
-
Menggunakan CORS
(Continuously Operating Reference Stations)
-
Pengukuran
pilar batas desa dengan menggunakan CORS dapat dilakukan secara post processing. Tata cara pengukuranya
sama dengan penggunaan CORS dalam penentuan koordinat secarareal time. Perbedaanya terletak pada
pengolahan data yang dilakukan secara post
processing. Pengolahan data dapat dilakukan menggunakan software pengolahan data GNSS komersial
maupun ilmiah. Tata cara untuk memperoleh akses data CORS mengikuti ketentuan
yang telah diatur oleh kementerian/lembaga yang mengelola CORS.
-
Survey Statik
Pengukuran
pilar batas desa dilakukan dengan menggunakan minimal 2 buah receiver GNSS yang bertindak sebagai base station dan 1 buahreceiver GNSS yang bertindak sebagai rover. Receiver GNSS yang bertindak
sebagai base station diletakkan di
atas titik control horizontal atau titik referensi tambahan sedangkan receiver GNSS yang bertindak sebagai rover diletakkan di atas pilar batas
desa yang akan diukur. Pengukuran pilar batas desa dapat dilakukan secara
radial ataupun jaring. Lama pengamatan disesuaikan dengan kondisi lapangan
dengan memperhitungkan berbagai factor seperti lokasi pengukuran, konfigurasi
jaringan, dan karakteristik baseline yang mewakili geometri pengamat; serta
jumlah satelit serta lokasi dan distribusi satelit yang mewakili geometri
satelit. Pengolahan data dapat dilakukan menggunakan software pengolahan data
GNSS komersial maupun ilmiah.
c)
Pengukuran
Pilar Referensi Tambahan
Titik referensi tambahan
dibuat sesuai dengan spesifikasi fisik yang telah ditentukan.
-
Titik
referensi tambahan diukur secara differensial terikat dengan minimal 2 buah
titik kontrol horizontal (orde-0, orde-1, orde-2 atau orde 3)
-
Pengukuran
titik referensi tambahan diukur menggunakan GNSS dengan metode pengukuran
statik (Dual Frekuensi)
-
Pengolahan
data hasil pengukuran titik referensi tambahan dapat dilakukan dengan software
komersial atau software ilmiah
-
Titik
referensi tambahan memiliki ketelitian horisontal < 5 cm
-
Spesifikasi
fisik pilar titik referensi tambahan menggunakan spesifikasi fisik pilar batas
tipe D dengan dilengkapi plak dan brass tablet sebagai identitas seperti gambar
14.
0 on: "Metode dan Cara Pengukuran Pilar Batas Desa 2017"